Standard Post

Arzeti: Yang Dibutuhkan Mahasiswa Saat Ini Skill


PKBNews - MAHASISWA saat ini tidak hanya membutuhkan kemampuan akademik, melainkan keterampilan atau skill. Sebab, ketidak sinkronan antara skill dan lowongan pekerjaan menyebabkan banyak lulusan perguruan tinggi tidak terserap lapangan pekerjaan.

"Apalagi saat ini perkembangan teknologi dan industri sangat pesat sekali. Maka yang dibutuhkan lulusan mahasiswa saat ini adalah skill bukan hanya kemampuan akademik," ujar Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (F-PKB) Arzeti Bilbina saat melakukan reses di salah satu SMK di Surabaya, kemarin.

Arzeti juga berharap ada sinkronisasi antara lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) dengan dunia kerja. Artinya, sekolah harus memberikan peserta didik keilmuan dan keterampilan yang disesuaikan dengan kebutuhan lapangan kerja dan industri.

"Lulusan SMK harus diberikan modal keilmuan dan keterampilan yang disesuaikan kebutuhan lapangan kerja," katanya.

Kata Arzeti, data rekapitulasi Data Pokok Pendidikan Nasional (Dapodik) 2017 menunjukan jumlah SMK mencapai angka 4,63 juta siswa. Jika jumlah tersebut dibagi perangkatan, maka tiap tahun rata-rata siswa lulus SMK sebanyak 1,5 juta.

"Saya optimistik jika lulusan SMK tersebut dapat diserap politeknik atau perguruan tinggi yang berbasis vokasi tentu sangat potensial menjadi angkatan kerja yang handal, produktif profesional dan mampu bersaing secara global," ucapnya.

Sekarang, kata Arzeti, tinggal bagaiman pemerintah melihat dunia vokasi. Apakah akan membangun poleteknik sesuai dengan dunia industri atau berbasis potensi daerah. Dia menambahkan, di Indonesia terdapat 4529 perguruan tinggi, namuan hanya 5,4 persen perguruan tinggi vokasi atau politeknik.

"Itupun masih diperlukan juga perbaikan kurikulum, penyediaan dosen yang handal, sarana prasara praktek yang menunjang dan perpustakaan sehingga lulusan politeknik tidak sebatas bagus dalam penguasaan teori tetapi juga trampil sesuai dengan bidang yang ditekuni," ucapnya Arzeti.

Arzeti mengaku bangga memiliki Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menrstekdikti) Mohammad Nasir. Pasalnya, ia begitu konsen dengan dunia pendidikan vokasi.

"Satu waktu Menrsitekdikti Moh Nasir mengirimkan surat kepada para pelaku industri bahwa lulusan D4 setara dengan sarjana akademik. Saya sebagai Anggota DPR RI Komisi X, beliau sangat mensupport sekali apa yang dilakukan oleh Pak Nasir," katanya.

Sementara itu, Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri berkata, kebutuhan tenaga kerja terampil di Indonesia mencapai 113 juta pada 2030. Sedangkan jumlah tenaga kerja yang dimiliki saat ini baru 57 juta orang.

Menaker menyebut selain kekurangan tenaga kerja terampil, persoalan lain adalah mayoritas angkatan kerja Indonesia masih didominasi lulusan SMA ke bawah. Serta ada ketidaksesuaian antara pekerjaan dengan latar belakang pendidikan. Maka sangat dibutuhkan lulusan dengan mendidikan vokasi yang sesuai dengan kebutuhan kerja.