Standard Post

Ketum PKB Masih Sedih Kehilangan KH Ghofur


JAKARTA, PKBNews - KETUA Umum (Ketum) Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar atau Gus AMI mengaku masih pedih kehilangan Wakil Ketua Dewan Syuro DPP PKB KH Abdul Ghofur Ali.

"Kita semua sedih kehilangan KH Abdul Ghofur. Kebersamaan kita bersama beliau terasa sangat singkat. Keberadaan beliau sangat bermanfaat," katanya saat memberikan sambutan peringatan nujuh hari meninggalnya KH Abdul Ghofur di kantor DPP PKB via Zoom, Rabu (23/12/2020).

Menurut Gus AMI, keberadaan KH Abdul Ghofur melengkapi perjuangan PKB. Setelah beliau berpulang, kata Gus AMI, semua baru sadar dan baru terasa.

"Ketulusan, loyalitas, didikasi tanpa pamrih menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari sosok KH Ghofur ," katanya.

Gus AMI menegaskan, tidak mudah bagi seorang kiai hadir di tengah-tengah politik. Politik sulit dan berliku, tidak menengal niat baik, semua terhalang tembok tebal realitas. Diperlukan langkah taktis serta strategis menghadapi dialektika, tantangan, prakmatisme, realitas.

"Kita bersyukur banyak kiai-kiai menjadi bagian dari politik keberhasilan PKB. Dengan kehadiran mereka, terutama almarhum, kita bersama-sama memperjuangan kepentingan NU, pesantren dan umat," katanya.

Gus AMI punya cerita sendiri terkait pengangkatan Duta Besar RI untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel. Awalnya, PKB meminta agar posisi Dubes Arab Saudi diisi kader PKB. Namun, Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum memberikan sinyal untuk itu.

Sampai akhirnya, Gus AMI mengajak KH Ghofur menghadap presiden. Dengan lugas, tegas, tanpa basa basi, KH Ghofur meyakinkan presiden.

"Kalau ada Pak Agus disini, dia yang harusnya bercerita. KH Ghofur orang yang telah memperjuangkan itu menjadi nyata. Sampai akhirnya Presiden Jokowi mengangkat Pak Agus sebagai dubes," tandasnya.


Kepedihan, kita masih bisa bersama-sana tujuh, sedih dwnkehilangan. Kebersamaan kita bersama beliau sangat bermanfaat, kelengkapan perjuangan, baru sadar baru terasa, ketulusan, loyalitas, didikasi tanpa pamrih, menjadi bagian utama

Tidak mudah seorang kiai hadir di tengah politik, politik sulit berliku, tidak m ng nal niat baik, langkah taktis dan strategis. Berhadapan tembok kenyataan

Memutus dialektika, tantangan prakmatis, realistis, ruh oerjuangan, mahda syasih. Kita bersyukur banyak kiai-kiai menjadi bagian dari politik

Keberhasilan PKB, kepentingan NU, pesantren,.membawa cuta-cita

Disinilah, kiai sub, penerang, gudiens,

Duta Besar: kemauan, pos strategi. Kita meyakinkan presiden.

 

TERKAIT

    -