Standard Post

Sugi Nur Tak Pantas Menyandang Gelas Ustadz, Apalagi Ulama


JAKARTA, PKBNews - GUS Nur atau Sugi Nur dinilai tak menyandang gelar ustadz apalagi ulama. Sebab, ia hanya menebarkan kebencian dan caci maki.

"Sugi tidak pantas menyandang gelar ustadz apalagi ulama. Sebab, Sugi tidak menguasai ilmu agama dan hanya bisa berceramah untuk menebar kebencian dan caci maki," ujar politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Luqman Hakim, kemarin.

Menurut Luqman, Sugi sama sekali tidak bisa ngaji. Ucapannya penuh caci maki, bohong dan fitnah.

"Apakah layak orang macam ini digelari ulama? Apakah sengaja ingin merusak gelar ulama?," tuturnya.

Kata Luqman, seorang ulama tidak mungkin menghina, mencemooh atau menyebarkan fitnah. Oleh sebab itu, ia berharap pihak kepolisian bertindak tegas terhadap figur-figur seperti  Sugi.

"Sudah sepatutnya Kepolisian bertindak tegas kepada Sugi," kata Sekretaris Gerakan Sosial dan Penanggulangan Bencana, Dewan Pengurus Pusat (DPP) PKB.

Pernyataan senada juga diungkapkan pengamat sosial politik Eko Kuntadhi yang juga menilai Sugi tidak pantas diberi gelar ustadz.

"Bahkan di Pengadilan Jawa Timur, dia sudah dijatuhkan hukuman 1 tahun 8 bulan, akibat bacotnya tersebut. Kini perkaranya masih dalam tahap persidangan selanjutnya," kata dia.

Eko juga menyorot ahli hukum tata negara Refly Harun, yang justru memberi panggung kepada Sugi untuk menjadi salah satu narasumbernya di konten Youtube Refly.

Padahal, ungkap Kuntadhi, Sugi tak lain hanya orang yang dianggap tak paham agama, dan selalu melemparkan kata-kata kotor saat berceramah di hadapan banyak orang.

"Saya rasa Refly pasti tahu deh, Sugik hanyalah mantan tukang obat keliling. Dia juga pemain debus untuk jualan obatnya, biar laku. Riwayat pendidikannya juga enggak jelas. Demikian juga soal pendidikan agamanya. Wong dia sendiri ngaku enggak bisa baca Al-Qur`an," ucapnya.

Selain itu, tambah Kuntadhi, sepak terjang Sugik selama ini patut dikritisi karena ia dahulu hanya pemain debus, tukang obat keliling, yang tak memiliki basis agama mumpuni.

"Karena itulah Sugi kemudian banting setir, dari jualan obat menjadi jualan ayat," tambah Kuntadhi.

Sebagaimana diketahui, belasan anggota Aliansi Santri Jember yang dikawal anggota Banser NU mendatangi Polres Jember untuk melaporkan Sugi akibat pernyataannya.

"Dengan mengatakan bahwa NU sopirnya mabuk, kondekturnya teler, dan kernetnya ugal-ugalan, dan isi busnya PKI, liberal, dan sekuler. Menurut kami ini telah mencemarkan nama Nahdlatul Ulama, dan juga (dianggap) menyebarkan ujaran kebencian,” kata Ketua Dewan Instruktur GP Ansor Jember Ayub Junaedi kepada wartawan, Senin (19/10/2020).

TERKAIT

    -