Standard Post

Menaker Ida Fauziyah Resmi Menyandang Gelar Doktor


JAKARTA, PKBNews - MENTERI Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah resmi menyandang gelar doktor bidang Studi Ilmu Pemerintahan, Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jakarta. Kado manis tersebut didapat mantan Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) bertepatan dengan hari kelahirannya yang ke-51.

Menaker Ida Fauziyah meraih gelar doktor, dengan IPK 3,87, setelah memaparkan hasil penelitian Disertasi berjudul "Implementasi Pengarusutamaan Gender dalam Tugas dan Fungsi Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia."

Ketua Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU) periode 2015-2020 itu, dinyatakan lulus dalam Sidang Promosi Doktor. Mantan Ketua Umum Fatayat NU itu mampu mempertahankan disertasinya di depan para penguji.

Prosesi sidang yang digelar di Gedung Zamhir Islami, Jalan Ampera Raya, Cilandak, Jakarta Selatan itu menerapkan protokol Covid-19 secara ketat. Panitia penyelenggara mengecek satu-persatu undangan terbatas.

Dalam paparannya, Ida menyatakan salah satu penyebab lemahnya implementasi pengarusutamaan gender di Indonesia adalah karena faktor pendidikan perempuan yang sangat lemah.

"Secara umum tingkat pendidikan masyarakat Indonesia rata-rata SMP ke bawah, dan mayoritas yang menyandangnya adalah kaum perempuan. Tantangan terbesar untuk membangun kesetaraan gender itu adalah akselerasi tingkat pendidikan warga negara Indonesia, terutama kaum perempuan," tuturnya.

Salah satu promotor, Dr. Ir. Ali Hanafiah Muhi, MP menilai isu yang diangkat Ida dalam disertasi tersebut termasuk dalam kategori aktual. Dia lantas melontarkan pertanyaan kepada Ida perihal kelemahan mendasar implementasi pengarusutamaan gender itu selain dari sisi pendidikan.

"Isu ini masuk dalam kategori isu kekinian, aktual. Saudari mampu mengkaji dan menelitinya dengan baik. Tapi ada satu pertanyaan, apa yang menjadi kelemahan mendasar dalam konsep kesetaraan gender yang selama ini telah berkembang," tuturnya.

Dengan tegas Ida pun menjawab bahwa selain dari sisi rendahnya tingkat pendidikan perempuan Indonesia, lemahnya pengarusutamaan gender juga disebabkan karena selama ini isu tersebut hanya diperjuangkan oleh kaum perempuan saja.

"Kenapa implementasi kebijakan pengarusutamaan gender belum optimal. Karena selama ini masih dipahami dan hanya menjadi konsen perempuan saja, harusnya implementasi pengarusutamaan gender menjadi konsen semua masyarakat Indonesia dan ditingkatkan dalam konteks pembangunan seutuhnya," tegas Ida.

Dia menambahkan, "Sejatinya dengan membangun perempuan, maka sejatinya juga membangun Indonesia seutuhnya," tukas Ida.

Setelah presentasi dan sesi tanya jawab usai, Rektor IPDN, Dr. Hadi Prabowo, MM lantas membacakan berita acara sidang promosi Doktoral Ida Fauziyah dan menyatakan Disertasinya lulus dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,87.

"Dengan ini disertasi provenda Ida Fauziyah dinyatakan lulus dengan nilai IPK 3,87," kata Hadi.

Sejumlah tokoh nasional nampak hadir dalam sidang promosi Doktoral Ida Fauziyah, diantaranya Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) PKB sekaligus Wakil Ketua DPR RI, Abdul Muhaimin Iskandar (Gus AMI), Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Nihayatul Wafiroh dan Ketua Umum Fatayat NU, Anggia Ermarini.

 

 

TERKAIT

    -