Standard Post

Waketum PKB Ingatkan Bahaya Pemikiran


PKBNews - VIRUS pemikiran seperti gejala penyakit yang tidak nampak. Virus pemikiran seperti paham anti Pancasila, aliran sesat serta pornografi.

"Bahaya virus pemikiran yang gejala penyakitnya tidak nampak. Virus pemikiran ini seperti paham anti-Pancasila, aliran sesat serta pornografi," ujar Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) Jazilul Fawaid dalam sosialisasi empat pilar kebangsaan di sela pelantikan pengurus Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Gresik, di Gresik, kemarin.

Wakil Ketua Umum (Waketum) Dewan Pengurus Pusat (DPP) PKB Jazil berkata, sekarang sedang waspada virus corona karena efeknya cepat terasa, tetapi virus pemikiran ini inkubasinya tidak instan.
Ia mengatakan, apabila empat pilar, yakni UUD 1945, NKRI, Pancasila, dan Bhinneka Tunggal Ika, diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, virus pemikiran yang berbahaya itu dapat ditangkal.

Selain itu, ia mengingatkan pentingnya menjadi warga negara yang kreatif dan inovatif untuk menjadi manusia yang unggul dalam perkembangan teknologi yang pesat.

"Kalau orang tidak memunculkan kreativitas akan aus ditelan waktu. Semua kekuatan bertumpu pada kreativitas anak-anak muda. Era ini yang tua tidak begitu laku. Memang putaran sejarah begitu," ujar Jazil.

Jazil mendorong Fatayat NU agar mengelola media sosial untuk memperlihatkan kegiatan yang dilakukan untuk menginspirasi banyak orang.

Ada pun sejarah tercetusnya empat pilar kebangsaan diprakarsai Taufiq Kiemas yang merupakan Ketua MPR yang terpilih secara aklamasi pada 2009.

Taufiq secara maraton melakukan berbagai rapat dengan ketua fraksi MPR untuk membuat sebuah program sosialisasi Undang-Undang Dasar (UUD) NRI Tahun 1945 dan juga Pancasila.

Gagasan empat pilar kebangsaan dibuat untuk menunjukkan betapa pentingnya menjaga kesatuan dan persatuan serta mengamalkan Pancasila.

 Ia mengatakan apabila empat pilar, yakni UUD 1945, NKRI, Pancasila, dan Bhinneka Tunggal Ika, diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, virus pemikiran yang berbahaya itu dapat ditangkal.

Selain itu, ia mengingatkan pentingnya menjadi warga negara yang kreatif dan inovatif untuk menjadi manusia yang unggul dalam perkembangan teknologi yang pesat.

"Kalau orang tidak memunculkan kreativitas akan aus ditelan waktu. Semua kekuatan bertumpu pada kreativitas anak-anak muda. Era ini yang tua tidak begitu laku. Memang putaran sejarah begitu," tandasnya.

TERKAIT

    -