Standard Post

Tiga Poin Ini Dapat Memajukan Kehidupan Sosial Kaum Nahdliyin


PKBNews - MEMPERKUAT struktur Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), mempererat hubungan dengan Nahdlatul Ulama (NU) dan memperluas jaringan beragama terutama komunitas anak muda menjadi syarat penting untuk memajukan kehidupan sosial kaum Nahdliyin di Kabupaten Majalengka.

"Kalau ketiga poin itu dijalankan dengan baik, saya yakin kehidupan masyarakat Nahdliyin akan lebih baik," kata Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) KH Maman Imanulhaq saat menghadiri Silturahmi Pengurus PCNU dengan Fraksi PKB Majalengka di Kantor PCNU, kemarin.

Kang Maman sapaan akrab KH Maman Imanulhaq berkata, PKB akan bersinergi dengan NU menggelar Bahsul Masaail tentang produk Undang-undang (UU) dan program pemerintah seperti implementasi UU Pesantren Stunting dan Fikih Kebencanaan.

"Kita akan menggelar acara Bahsul Masail ini di beberapa pesantren yang berada di lima dapil se-Majalengka dengan menghadirkan narsum tingkat nasional, setingkat menteri," katanya.

Hadir dalam pertemuan tersebut, para tokoh dan kiai sepuh NU yang hadir pada kesempatan itu, antara lain Rais Syuriah PCNU Majalengka, KH Yusuf Karim, Ketua Tanfidziyah PCNU Majalengka H Dedi Mulyadi, DR KH Sarkosi Subkhi, KH Hasan Ajhuri, KH Anwar Sulaeman, KH Harun Badjuri, KH Jaja Jamaludin, Kiai Moh Umar Shobur, KH Maman Faturahman, Ketua Jatman Majalengka KH Abdul Rosyid dan Ketua Muslimat NU Majalengka, Hj Minatul Maula.

Selain para tokoh NU tersebut, tampak hadir pula Anggota DPRD FPKB Provinsi Jawa Barat (Jabar) H Nasir, dan para anggota DPRD FPKB Kabupaten Majalengka.

Semua para tokoh NU yang hadir memberikan apresiasi atas pertemuan tersebut dan mereka setuju masukan dan program bersama NU-PKB, termasuk mempersiapkan pengganti Dr Hamdi untuk memimpin DPC PKB Majalengka.

Nama yang dimunculkan di forum tersebut adalah Anggota FPKB M Jubaedi, Ketua GP Ansor Cece Asfiyadi, Staff Ahli DPR RI Ade Duryawan dan Ketua Perempuan Bangsa Hj Upik Rofikoh.

Mantan Wakil Bupati Majalengka, Dr Ilyas Hilmi meminta siapapun yang memimpin PKB harus mengerti Sejarah NU dan PKB yang merupakan sejarah politik untuk kemashlahatan.

"Ini harus dipertegas dengan program keumataan yang terukur dan terasa manfaatnya oleh masyarakat," katanya.

TERKAIT

    -