Standard Post

PKB Minta Pemerintah Berhati-hati Sikapi Persoalan Uighur


PKBNews - PEMERINTAH Indonesia diminta berhati-hati jika ingin mengambil sikap terkait persoalan Uighur. Pasalnya, Uighur telah menarik perhatian dunia internasional.

"Pemerintah perlu berhati-hati jika Indonesia ingin bersikap. Ada baiknya jika PBB turun untuk menciptakan keamanan di Uighur lebih cepat," kata Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB), Syaiful Bahri Anshori, kemarin.

Menurut Syaiful, persoalan Uighur adalah persoalan yang sangat rumit dan komplek. Untuk itu, ia tidak akan memberikan banyak komentar tentang Uighur. Setidaknya, kata dia, ada beberapa alasan. Pertama, Uighur itu persoalan yang bersinggungan dengan Islam. Kedua terkait dengan HAM. Ketiga, terkait dengan politik dalam negeri Tiongkok.

"Tiongkok memberikan kebebasan kepada warganya untuk memilih keyakinan dan soal Uighur ada persoalan politik," katanya.

Dia menambahkan, "Kita tahu bahwa UU Tiongkok memberi kebabasan memilih agama bagi seluruh warga Tiongkok, tapi kenapa persoalan Uighur ini selalu ramai dibicarakan? Karena di dalamnya juga ada persoalan politik, kita tidak mungkin terlalu jauh masuk di dalamnya."

Syaiful Bahri berkata, bila untuk pemulihan keamanan negara mengambil sikap dialog bukan dengan cara kekerasan, informasi yang beredar selama ini banyak yang hoax.

"Jangan permasalahan Uighur merembet ke Indonesia umat Islam di Indonesia. Paling-paling hanya mengatakan kepada Tiongkok agar masalah Uighur harus tetap melalui pendekatan dialog dan musyawarah jangan sampai melalui pendekatan kekerasan paling hanya ini. Begitu juga soal HAM, kita juga tidak terlalu jauh bicara soal HAM karena persoalan ini agak sensitif disamping itu berita-berita yang selama ini beredar terkait dengan Uighur," katanya.

Syaiful Bahri, memastikan banyak berita tidak valid dan banyak hoaxnya. Dia mengimbau kepada semua pihak terutama ummat Islam Indonesia.

"Jangan persoalan Uighur ini menjadikan umat Islam Indonesia terpecah dan tidak solid," ucapnya.

 

TERKAIT

    -